Sekumpulan Puisi Lawas Mas Azer 3

 

www.masazer.com

 2 0 1 3

16.  Senyum Perpisahan

di sini
aku bukan warga abadi
hanya pengembara pencari arti
berkenalan awan negeri
berkawan bumi mati
bernaung langit renta
bergurauan angin tawa

            kita duduk sementara
            bersenda bersama
            merilis cerita
            bertukar isi kepala
            sampai waktuku tiba
            untuk perjalanan selanjutnya

satu senyuman di akhir perjalanan
dari bibir sendu raut pejalan
untuk kalian, Teman


Blitar, 28 April 2013
*Catatan kenang: 30 April 2013, hari di mana aku meninggalkan kota Blitar setelah selesai masa pendidikanku di sana.

Relakan napasku untuk sejenak mencari arti hidupku yang baru.

17.  Hari Yang Panas

di panasnya hari
tak kuasa membawahi matahari
yang sinarnya membakar diri
puanas sekali

cari tontonan depan tipi
diangini kipas di sisi
tapi ...
tiba-tiba sekali
klap!
listrik mati
nyawa kipas langsung pergi
layar ramai berganti sepi

Batam, Mei 2013

18.  S E P I

kata apa yang pantas untuk malam sunyi?
secuil bintang atau segenggam bulan
adakah kata lain lagi
yang bisa mengurai makna kesepian

2013

19.  T A N Y A

mugkinkah semalam aku jadi bintang?
terjerembab di langit mimpi buruk di atas hamparan padang harapan
ataukah kemarin aku menjelma cuaca?
terkucilkan musim panas yang menghanyutkan musim semi
akankah kelak aku menjadi mahkota?
terpasung di atas pengantin dari perawan yang tak tergapai

15 Mei 2013
*kalau aku baca lagi, di puisi ini mengutip kalimat-kalimat magisnya Kahlil Gibran

20.  Sabda Hati

Hawa senja menggoda hatiku bergema, mewahyukan sabda;

    "Wahai aku ... Duhai diri yang tertawan dalam penjara resah. Diamlah! Bungkam takutmu akan nasib, tutup cemasmu pada taqdir yang tak terbaca. Sembunyikan keluh siangmu untuk malam.

    Wahai diri, lihatlah aku, (hatimu). Dengarkan!
Kau punya hari depan. Jangan pernah takluk pada cemas perasaan, jangan tunduk pada rasa kefanaan. Pendam!

    Jangan sampai kau hidup bersama para budak nafsu. Bebaskan dirimu sejalan kemerdekaanku (hatimu). Biarkan kita terasing tanpa pendamping, tak perlu ada penonton layar kehidupan kita. Cukup kitalah memimpin langkah ini, meski sebagai raja perkasa yang tertawan penjara yang dipenuhi  duri kehidupan.

    Bila nanti semua menjauhi dan membencimu, aku (hatimu) akan selalu bersamamu, mendampingimu, dan membimbingmu, karena engkaulah ragaku, sampai nanti, sampai kau dapati nanti permaisuri raga, sesetia, secinta, dan setulus aku padamu."

2013

21.  Selamat Malam

tidurlahh ...
buat dirimu nyaman
lelaplah ... 
dengan rasa aman

            tak perlu lagi lamunan
            sudahi hempasan angan
            biarkan semua lebur menjadi alunan
            memudar dalam mimpi indah nan menawan

ingatlah!
bahwa kau tidak sendirian
di balik hijab selimut awan
ada ribuan bintang menjadi kawan

            entahlah tuk siapa ini kusampaikan
            pada angin malam bebas kutitipkan
            tak harapkan ada jawaban
            tak jua balasan

selamat mendamaikan malam, Kawan.

2013

22.  Situasi Malam

masih tetap dalam cekam
masih sunyi membius kelam
serupa aku

            meski angin meniup salam
            masih malam sesepi makam
            seperti aku

ah, aku yang malam
beginikah suram?
begitukah seram?
jiwaku tak kuasa juga bergumam
terus diam dibayangi hantu-hantu sepi yang mencengkram

            oh, malam yang aku
            menggemakan irama yang kaku
            membungkam senyum bulan dalam beku

2013

sampai kapan kau tekuni tipuan malam, menguasai kepalsuan akan dirimu, dan memalingkan kenyataan?

23.  Rintihan kepada Kawan

Ah, kawan ...
Cakapmu pada satu waktu, dunia ini terkadang terlihat selayaknya istana; indah tapi berjeruji.
kini, daku di seberang jauh merasakan jeruji sebagaimana katamu. Duniaku kini terlihat seolah indah namun sering kali aku terperangkap dalam jeruji pikiranku sendiri.

Tanpamu, kawan. Di sini aku tanpa mendengar lagi sebongkah kilau tuturmu, tak kudapati gelegar canda langit membawa tawamu. Malam ini, bulan sabit di kota yang baru kusinggahi memalingkan senyumku. 

Kawan, pohon batinku tengah layu, daun peneduhkan jiwaku kian berguguran.
Hatiku kerontang di sini, tiada ruang bercurah hati. Semua terasa seperti menjauhi diri, membiarkan aku melangkah sendiri.

Aku merindukanmu kawan, rindu kebersamaan meraga rasa dan jiwa dalam ruang kedamaian. Aku rindu itu.  


Kau punya kaki, langkahkan! 
Jangan mengharap sayap untuk terbang,.
Buka matamu dan tatap masa depan, jangan malah kau pejamkan untuk terus berkhayal.

24.  Sakit

Aku luruh dalam pembaringaku
lemah bagai layu dedaunan
jatuh menyungkur tubuh bumi.

        Kuterima takdir kehidupan
        yang kini tengah tak memperdayakan.


25.  Tatapan Cinta

mampukah kau mendengar panggilan jiwa
lewat sorot mata yang dipenuhi rasa?

tak ada kata
aku hanya ingin mengajari rasa
menyampaikan cinta
lewat sepintas sorot mata

tatap dalam mataku
bisakah kau membaca bait tembang kehidupanku
yang masih berusaha mengetuk pintu keheninganmu?

tatap dalam mataku
ada sebening cinta untukmu
dan jangan ragukan itu

2013
Aku hanya takut kata-kata itu menjerat kita.

26.  E N T A H

Entah dari desahan angin malam yang membelai kebingunganku
atau dari deritan panjang kipas tua kamarku
Entah syair-syair rerumputan yang menggigil dalam pelukan embun,
atau dari cadas-cadas dingin yang menopang kebekuanku
Entah ...
yang pasti aku masih terpaku di sini, terpenjara dalam kenangan akan dirimu yang juga entah


2013

Bersama hujan, pusaran angin menderu di tengah dinginnya malam, meniupkan rasa yang menggigilkan asa.
Ketidakmengertian memaksa mata tetap terjaga, yang tak mampu untuk sekadar mengetuk gerbang mimpi.

27.  Buku Kenangan

masih tersimpan satu buku
yang mengunci keluhku dalam kata-kata dan desah sajakku
berisi nada-nada jiwa yang terkapar dalam melodi rindu
menorehkan kisah-kisah lalu

ada selukis nyanyian dari goresan tinta yang menembus sukma
jangan lagi kau tanya untuk siapa nada ini kan menyapa?
karna ini lagu kita, dari kita dan untuk kita
meski kita tak lagi bersama, Kawan.


28.  Cinta yang Salah

Teruntuk jiwa yang tenggelam dalam cinta tak semestinya;

kau hempas rasa di perbatasan tanpa makna
tak peduli dada berbalut ragu
kau diami kegelapan di lorong fana

sadarlah!
cinta yang kau tekuni ini
akan menuntun engkau ke gerbang sepi
cinta yang bersenandung nada nafsu
akan menjadi pusara yang mengubur hatimu sendiri

*2013 - hasil revisi


29. Terlena Cinta

bibirku sering kali senandungkan pujian
melantunkan rintih hati memanggil namamu
terkadang pujian itu bersekat bayang nafsu
yang mengurung jiwa dalam aroma tubuhmu

        apakah aku sudah terkena sihir cinta?
        hingga terlena sampai menutup mata.

2013

30. Lamunan

menatapmu dari jauh
seulas senyummu memabukkanku
semacam ada madu di bibir itu
matamu melenakanku
mendebarkan jantungku

kubawa kau dalam angan ke lembah syahdu
ke alam lain di dimensi khayalku
tempat aku bebas membersamaimu
merayumu dalam dekapku
mengecup manis bibirmu

begitu sadar ini kepala
asa menjelma rasa binasa


Baca Selanjutnya Baca Sebelumnya
Komentar Netizen
Tulis Komentarmu
comment url