Puisi - Maka Diamlah
Dunia
penuh sesak sudah
serakan kata-kata
bau sampah
ribuan serapah
asal tumpah
katakatakata
senyap makna
Pedangnya lisan tak sadarkah?
atau harimaunya lidah?
Sobat,
bicara semaunya begitu mudah
cukup asal bunyi busakan ludah
cukup asal ucap bisakan lidah
begitu sudah
Tapi kau tidak tahukah?
lesat ucapan serupa anak panah
Sobat,
bidiklah bila kau bicara
biar tepat arah kau suara
berkatalah sekadarnya
seperlu adanya
sebaik etika
Bila tidak, maka diamlah!
__________puisi oleh: Mas Azer
[sekilas kata]
Sobat, setiap orang memiliki sensifitas hati yang berbeda-beda. Dan kita tidak pernah tahu hati mana yang mudah terluka. Oleh karenanya, mari kita berhati-hati dalam berbicara. Bisa jadi, hati orang yang kita lukai merupakan hati dari seseorang yang dicintai oleh Allah.
Bilamana kau berkata justru menyakiti hati orang lain, maka diam lebih baik bagimu. Diammu adalah emas.
Ingat sobat, lisan orang yang berakal berada di belakang hatinya, artinya; seseorang yang berakal tidak sembarang berbicara sebelum dipikir secara mendalam.
Dan, aku yakin kamu tahu peribahasa; 'Mulutmu harimaumu' atau 'ajining diri ono ing lathi' (kebijakan diri ada pada lisan). Renungilah!
Pada akhirnya kusertakan sebuah hadits yang menganjurkan kita berkata yang baik:
من كان يؤمن باللّه واليوم الأخر، فليقل خيرا أو ليصمت
(متفق عليه)
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya berbicara yang baik, atau (jika tidak mampu bicara yang baik) hendaknya diam."
والله أعلم بالصواب