Hobi Gombal


Catatan: Cerita ini sekadar keisengan dalam event gombalan di salah satu grup facebook.

Hobi Gombal


Minggu pagi di alun-alun kota.

Rupanya banyak juga orang yang datang kemari untuk lari-lari pagi atau sekadar menikmati suasana pagi kota. Adapun aku tidak masuk dalam kedua opsi tersebut. Sengaja aku ke sini untuk cuci mata, melihat kesegaran gadis-gadis muda berpakaian minim dan seksi yang tengah lari pagi.

Sambil memasang headset dan memutar lagu-lagunya Ariel aku lanjut menatapi para tua-muda, pria-wanita yang berlarian. Ah, bukan, sudah kubilang kalau aku cuma cuci mata, jadi aku hanya melihat yang wanita muda saja.

Heumh, tapi ngomong-ngomong, kenapa mereka mau repot-repot lari, sih. Padahal lari itu melelahkan. Huahm, enakan santai begini.

"Oyy!"
Sentakan di pundak dan suara menggelegar membuatku melonjak terkejut. Henponku hampir terlempar dan nyawaku hampir keluar.

"Ngagetin orang lagi santai aja lu, Cha!" gerutuku kesal.

Namanya Ocha, dan dia seorang cewek. Oke, Sepertinya aku tidak punya penggambaran lain untuknya selain kenyataan bahwa dia gadis manis yang seksi, apalagi pagi ini dengan balutan kaos putih pendek dipadukan bawahan celana training setengah betis membuat mataku seperti tengah dicuci air kembang tujuh rupa.

Entah sejak kapan dan sudah berapa putaran dia lari di sini, aku kurang fokus memperhatikan, karena memang banyak yang kuperhatikan, yang jelas tubuh dan kaos putihnya sudah cukup basah oleh keringat. Ya, tubuhnya basah oleh keringat. (Ah, aku benci pikiranku.)

Gadis manis satu ini emang suka ngeselin, tapi yang jadi masalah kadang-kadang juga suka ngangenin. Bukan kadang-kadang, sih. Sering.

"Lagian yang lain pada lari-lari pagi, Mas malah asyik jelalatan sendiri. Mana kuping disumpel segala." cerocosnya.

"Cerewet lu, ah. Asal tahu aja, gue paling juara kalau soal lari. Cuma sekarang lagi males aja."

"Ah, yang bener ...," godanya. "Palingan lari dari kenyataan." lanjutnya sambil tertawa.

"Sotoy lu. Yang ada gue juara kalau soal lari dari kenangan mantan."

"Emang punya mantan?" sindirnya.

"Kagak!"

"Cepet amat nyambernya. Jangan terlalu ditunjukin lah Mas ngenesnya, ahaha."

"Emang ngeselin lu yah. Sini cubit idungnya!"

"Yeey, bilang aja mau modus. Dasar jomblo!" Dia tertawa seenaknya.

"Huahm, serah lu deh, Cha. Eh, btw lari itu hobi lu?"

"Kalo dibilang hobi keknya bisa deh, soalnya aku seneng olahraga termasuk lari."

"Pantesan."

"Pantesan apa, Mas."

"Pantesan lu suka lari-larian di pikiran gue."

"Yeh, kan masnya mau modusin Ocha. Gak mempan!" Dia menepuk-nepuk pundakku sambil tertawa lepas.

Aku pernah dengar, orang kalau habis olahraga lari pagi hormon endorfinnya keluar dari otak. Sebuah hormon yang katanya menimbulkan efek kesenangan. Dan kupikir itu terbukti, lihat aja si Ocha, habis lari pahi ketawa mulu pan dianya.

"Maklumin lah, Cha, namanya lagi usaha." sambungku.

"Gak bakalan tembus, wlee. Lah, btw Mas sendiri apa hobinya?"

"Umh, Hobi gue mikirin lu, Cha."

"Ahaha ... hobi Mas itu  G O M B A L L!" dia memperlambat ritme ucapan sambil memainkan lidahnya di huruf L.

Aku membuka kamera ponsel. Mengarahkan ke gadis ceriwis di sebelah. Aku menekan satu titik fokus di layar.

"Ih, Mas apaan pake poto-poto segala." Dia mengarahkan tangannya berusaha menutupi kamera.

"Lu tau nggak, Cha?" Aku mengarahkan kamera ke objek lain.

"Apa?"

"Kamera kalau udah fokus ke satu objek, maka yang lainnya akan ngeblur."

"Cukup tahulah kalau soal itu. Terus apa lagi?

"Hal itu seperti halnya gue yang udah fokus ama seseorang. Jadi cewek lain blur aja gitu di mata gue."

"Ecieee... Udah ada someone yang difokusin. Siapa tuuh?"

"Elu lah, siapa lagi?" jawabku.

"Ahaha. Mas jangan becanda, ih."

"Sayangnya gw lagi gak mood buat bercanda pagi. Oh iya, di lu tanya hobi gue, kan? Sekarang gue jawab jujur kalo hobi gue sekarang dan seterusnya mencintai dan menyayangi Ocha."

Sejenak suasana menjadi hening. Dan Ocha tiba-tiba terdiam sambil menggigit bibir.

~ Aku ingin begini
   Aku ingin begitu
    Ingin ini ingin itu banyak sekali
    Semua semua semua dapat dikabulkan
    Dapat dikabulkan dengan kantong ajaib
~

Ringtone hp gue berbunyi. Ada nama EMAK di layar.

"Tuh, kan, emaknya Mas uda nyariin. Buruan agkat. Pasti Mas belom nyapu rumah sama nyuci piring." Sindir Ocha yang mengintip layar ponselku.

Aku mengangkat telpon dan segera disambut dengan omelan yang memaksaku menjauhkan gagang henpon dari telinga.

"Iye, Mak, iye ... ni Azer mau pulang. Bawa oleh-oleh buat emak."

"Oleh-oleh apaan."

"Calon mantu! Wassalamu'alaikum." Aku menutup panggilan. Candaanku soal mantu kali ini berlebihan. Maapin aye, Mak. Fyuh.

"Yuk, Mas, pulang. Kasian emak uda nungguin. Gak sabar pengin liat calon mantunya."

Hey, apa aku yengah bermimpi? Ah, tidak sia-sia dulu aku nonton doraemon.

~ Semua semua semua dapat dikabulkan
    Dapat dikabulkan dengan kantong ajaib ~

***** usai.

By: Mas Azer


Baca Selanjutnya Baca Sebelumnya
Komentar Netizen
Tulis Komentarmu
comment url