Membacamu



Gadis, aku membacamu.
mengeja aksara di kertas kehidupanmu. Setiap gerikmu adalah diksi indah yang kucoba ungkap dari sebalik halaman hati. Membangkitkanku untuk kembali mengalirkan tinta yang lama mati.

Gadis, aku membacamu.
Menangkap manis puisi senyummu. Mengurai persembunyian makna pada bening sajak matamu; ada bias yang bius. Menawan, sungguh. Sekalipun kau coba buramkan di balik selembar sikap sinis.

Gadis, biarkan aku terus membacamu.
Merenungi bahasa lembut tubuhmu. merajut bait-bait cahaya ayu wajahmu. aku jua, senantiasa menyimak tutur halus suaramu dari telinga jiwaku.

Namun, Gadis.
Sesekali aku mendapatimu mendiktekan sunyi di wajah pasi, mencatatkan bisu. Aku coba melacak segala benak yang mengukir bingung tafsir, lalu mengkaji gelap imaji, namun tak jua teduh renung menerjamahkan heningmu itu. Coretan sepi atau goresan rindu?

Ceritakan, cobalah ceritakan kembali selembar tawa pada semesta, Gadis.
Jangan diam senyum, jangan kau bungkam harum. Ketahuilah, aku dan dunia turut muram membaca murung aksara yang kau lukiskan itu.

Dari aku yang hanya bisa membacamu dari balik tabir kelemahanku. Aku pembaca rahasiamu.


Baca Selanjutnya Baca Sebelumnya
Komentar Netizen
Tulis Komentarmu
comment url