Pandangan Cinta
![]() |
C I N T A
Berbicara soal lima huruf ini memang tidak pernah ada habisnya, apalagi bagi para remaja yang tengah terjangkit virus merah jambu ini. Namun pada kesempatan kali ini, sedikit saja saya ingin membahas perihalnya.
Dalam perjalanannya, ada dua kalimat yang sering terlontar berkenaan cinta yaitu:
1. Cinta adalah anugerah
Kalimat ini jelas terlontar dari bibir manis mereka yang sedang merasakan indahnya jatuh cinta. Jiwa yang terbakar gelora asmara akan membawa perasaan untuk selalu memuji cinta. Bahkan bagi jiwa yang sedang dalam kondisi ini bisa tiba-tiba lihai menciptakan kalimat-kalimat puitis nan romantis meskipun basicnya bukan pemuisi. Humh, apa kamu pernah merasakan hal semacam itu? *Ciee
2. Cinta adalah petaka
Sobat pasti tahu bibir siapa yang bisa melontarkan kalimat seperti itu. Yup, mereka yang tengah terluka lantaran cinta yang kandas dan meninggalkan hati yang patah. Umh, suasana jiwanya tertawan kegalauan dan terperangkap kesedihan. Dalam kondisi seperti ini jiwanya akan menjerit, kepalanya dilingkupi kata-kata yang menyayat, bahkan mampu mengiris-iris diksi ke dalam puisi dengan perasaan yang berdarah-darah. Pilu.
Nah, itu sajalah yang ingin saya sampaikan. Kan sedikit saja. 

Intinya, begitulah yang umum terjadi bila memandang cinta dari suasana hati. Aslinya, cinta itu adalah anugerah. Adapun cinta yang menjurus ke arah petaka itu bukanlah cinta, melainkan nafsu belaka. Iya, kan?
Lantas cinta seperti apa yang dikatakan sebagai anugerah?
Jawabannya adalah cinta yang membawa kita semakin dekat kepada Sang Pencipta. Bila sobat mengatakan cinta tapi malah melakukan hal-hal yang dilarang-Nya itu adalah nafsu berlebel cinta.
Lantas cinta seperti apa yang dikatakan sebagai anugerah?
Jawabannya adalah cinta yang membawa kita semakin dekat kepada Sang Pencipta. Bila sobat mengatakan cinta tapi malah melakukan hal-hal yang dilarang-Nya itu adalah nafsu berlebel cinta.
Kenapa seseorang bisa teluka patah hati dalam hal yang ia sebut cinta?
Bisa jadi, sebab ia terlalu berlebihan dalam mencintai manusia dan lupa kepada Sang Maha Cinta. Sehingga Dia cemburu dan memberi luka.
Luka yang bukan untuk menangisi manusia yang pergi dari hidupnya, melainkan luka agar ia mau menangis dan merintih di 'pangkuan' Nya. Luka yang untuk mengingatkannya agar berkenan mendekatkan diri kepada-Nya.
Bila seseorang diberi luka patah hati namun malah menyalahkan Tuhan dan semakin jauh dari-Nya. Sadarlah, itu sudah salah dalam berprasangka kepada Tuhanmu, Dia Sang pemberi cinta, dan berhak pula untuk mengambilnya.
Bagaimana mungkin kau merasa kehilangan atas sesuatu yang bukan menjadi hak milikmu?
So, apa sobat sependapat? Jika punya pandangan lain mari bertukar pikiran.

Terakhir, saya akan menambahkan sebuah puisi sesuai tema di atas.
CINTA DALAM SALAH DUGA
Karya: Mas Azer
Teruntuk kau yang pernah aku
tak perlu lagi menelusuri peta pucat itu
menuju langit rasa yang mendung kelabu
tanpa matahari
berpura pelangi
Demi surga
yang kita
dalam salah duga
Cinta yang kita agungkan kala itu
merupa gelap tipu
dikelabui hantuhantu nafsu
merasuk lalu menusuk rindu
Bila di matamu senyumku penawar rasa
bagiku racun sengatanku sendiri
Teruntuk kau dan aku kala ini
tak perlu menuju lagi
biar jalan lalu memudar sunyi
sampai hilang sekalian menghapus jejak hati
tak perlu hujan air mata itu
bila menangisi tipuan cinta di seberang waktu.
Bukan!
bukan itu cinta
bukan itu surga!
Bila sebenar cinta
tunggu dan bersabarlah
sampai kusurgakan cinta
dalam ijab sah
Usai.
Gambar : https://cdn.pixabay.com/photo/2018/01/04/19/43/love-3061483_960_720.jpg
Gak tau cinta
Pemilihan diksinya bagus