Seperti Seharusnya
Nona,
Semut bingung melihatku linglung di kamar yang murung. Lalat di gelas kopi yang mulai mendingin ikut muram menatapiku yang hanya diam menahan rasa yang begitu dalam. Sangat dalam.
Seolah semua heran, bertanya-tanya penuh nyata:
"Kau kenapa? Apa kau sakit? Ada masalah apa?"
Ah, bertubi tanya mereka menyerang kepalaku. Aku harus jawab apa, Nona?
Lantas kujawab saja seadanya.
"Aku merindukan gadisku yang tak pernah bosan senyumkan mimpi."
Jam tua di dinding rapuh kamarku tersenyum. Di usianya yang renta, ia adalah yang paling bijak. Bahkan cahaya pagi selalu memohon ijin padanya sebelum menembus masuk ke dalam kamar pengapku.
"Bersabarlah, Anak muda!" Jam tua menasihatiku, "Sempurnakan dahulu cita-cita dan mimpimu, maka akan sempurna pula cintamu. Perbaiki diri dan akhlakmu, maka akan baik pula cintamu. Adapun rindu, jangan jadikan ia penghalangmu. Jangan kau terbunuh oleh rindu. Bangkit dan berdirilah seperti sedia kala, menjadi pemuda yang penuh semangat dan harapan. Pemuda yang tidak mudah ambyar sebab perasaan."
Aku termangu mendengar suara bijaknya, kemudian melempar pelan pandangan sendu ke arah langit.
Lihat!
Tiba-tiba saja di kanvas langit, awan pucat itu melukiskan senyummu, Nona. Kembali kulirik jam tua, ia mengangguk.
"Tersenyumlah, dan percayalah bahwa gadismu mendukung cita-cita dan mimpimu!"
Keyakinan hati telah kembali. Kupandang sekali lagi senyum yang mulai memudar di langit. Aku balas tersenyum.
Nona, jika kau merasakan hal yang sama denganku, bertahanlah dalam penantian masa. Bersabarlah. Sementara biar aku tuntaskan keharusanku di sini. Dan kau, lanjutkan kehidupanmu sebagaimana biasa."
Kuharap kau mampu menahan perihnya penantian. Namun bila terpaksa dan merasa mulai berat dalam nasib yang hingga saat ini belum juga memberi kesempatan bersua, maka dengan berat hati kuijinkan kau mengepakkan sayapmu mencari napas yang baru.
Aku sadar, bila jalanku bukan jalanmu, tapi kita tetap bisa berjalan beriringan sekalipun dalam ikatan yang berbeda. Dan, aku berharap kita selalu bisa bersyukur dengan apa yang terjadi, kini dan nanti. Sebab aku mengerti bahwa cinta tak selamanya harus bersama. Cinta tidak juga memaksa harus memiliki. Meski begitu, cintaku tetaplah cinta, tak berubah makna. Masih cinta yang sama sebagaimana awal semulanya rasa kita.
Biarkan semua kejadian hidup berjalan sebagaimana mestinya, seperti seharusnya.
.usai.
______(azer)
di rasa penjara
About waithing right?
God bless with you.
Umh, Kenapa pake akun Anonymous?
hampir 2 tahun