Puisi - Dzikr
Langit kian menjubahkan gulita
bulan-bintang tak sedang berpelita
malam ... kehilangan cahaya
bulan-bintang tak sedang berpelita
malam ... kehilangan cahaya
mewajah seram dalam seringai gelapnya
: serupa saya
cukup sadar saya ini
terlihat tak suci, dimaki-dicaci
“menjauhlah neraka abadi
tak sudi, surga tak bakal sudi”
serapah yang mululu tumpah
menyampah di wajah
tak peduli siapa saya yang terlihat
yang kau pandang seterik matahari
terus saja kau labelkan sesat
sekalian sejuta laknatmu membanjiri
asal bila nanti masuk malam,
siapapun!
jangan usik tempat saya berdiam
cukup aku menyendiri
merangkaki hati menuju sunyi
yang kaya akan rahasia
perdengarkan telinga tuliku pada
bisikan sabda
pada hurufnya yang bernyawa
bersenandungkan kebajikan
menyeru kebijakan
menarik jiwa dari kebutaannya;
tujulah Aku saat kau gelap
carilah Aku saat kau lenyap
kunjungi Aku saat waktu terlelap
pulanglah kepadaKu saat merasa tersesat
Aku penciptamu
ingatlah Aku!
sebut Aku segera!
sebut Aku segera!
lisan yang nisyan
berbasah semalaman
sebutMu Tuhan
sepenuh puja dan pujian
~ ألا بذكر الله تطمئن القلوب ~
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram."
Mas Azer