Bercinta di Neraka
Namanya Keysha, gadis
cantik bermata bening yang selalu membuatku terus jatuh cinta setiap
memandangnya. Dia adalah kekasih yang menjadi istriku sejak tujuh tahun
lalu. Dan kau, tutup matamu dan jangan coba-coba merayunya, atau arit
kesayanganku akan menebas lehermu.
Aku Azil, lelaki pemilik
tujuh kandang yang berada di tujuh kota yang berbeda, setiap kandang
berisi tujuh ekor sapi betina dan tujuh jantan. Hobiku bermain arit.
Setiap tujuh hari sekali aku memandikannya dengan kembang tujuh rupa.
Tak terhitung lagi nyawa-nyawa rumput yang sudah terkena tebasan aritku
ini.
Pada suatu sore sebelum
gelap merampas terang. Seusai ngarit dan memberi makan sapi aku
mengabari istriku jika malam ini adalah jadwalku memandikan arit.
Tentunya aku tidak pulang.
Tujuh jam berlalu
semenjak matahari terlelap. Dalam kesendirian, hasrat bercintaku
tiba-tiba memuncak. Daripada berbuat yang tidak-tidak, aku memilih
pulang menuju istri tercintaku.
***
Blass!
Blass!
Mata aritku menebas dua kepala malam ini. Ya, kepala istriku dan lelaki bajingan itu. Aku tidak menyangka betapa ia yang aku cintai tega melakukan kekejian ini. Bermain nista di belakangku.
Blass!
Mata aritku menebas dua kepala malam ini. Ya, kepala istriku dan lelaki bajingan itu. Aku tidak menyangka betapa ia yang aku cintai tega melakukan kekejian ini. Bermain nista di belakangku.
Namun, entah kenapa
masih saja aku mencintai Keysha istriku, sekalipun telah berselingkuh. Penyesalan mulai timbul di rasaku. Kubawa tubuh istriku
sambil menahan sebak, meletakkannya di atas meja makan. Aku menyiapkan
api dan periuk sementara aritku sibuk memotong kecil-kecil tubuh istriku
lalu aku memasukkannya ke dalam periuk.
"Aku tidak khawatir
lagi, Sha. Sekarang tidak akan ada lagi yang bisa mengganggumu, Sayang."
Aku menyeringai setelah daging lembut nan manis istriku memenuhi perut.
Kini tiduran sendiri di pembaringan sepi membuatku menjadi gelisah. Hasrat bercinta yang tadi sempat redup kembali menggoda.
"Sayangku, kepada siapa harus kusalurkan hasrat ini? Tidak mungkin aku lepaskan hasrat ini pada wanita selainmu, Istriku. Aku tidak bisa!" Aku menghempas napas.
"Di mana aku bisa menemuimu, Sha?"
Ah, aku teringat sesuatu. Bukankah istri yang bermain serong itu masuk neraka?
Aku tersenyum licik. Menciumi aritku. Aku tahu caranya menemui Keysha.
Aku tersenyum licik. Menciumi aritku. Aku tahu caranya menemui Keysha.
"Antarkan aku menuju istriku, kawan. Dan kau, ikutlah bersamaku.
Setahuku mati bunuh diri
itu masuk neraka. Jika itu benar pastinya aku akan bisa bertemu Keysha
istriku, kan. Benar saja, begitu mata arit menancap di jantungku, sesosok
malaikat membawaku ke neraka di pintu pertama. Segera aku mencari
istriku.
Baca juga: Kehilangan
***
Blass!
Blass!
Lagi-lagi arit yang kubawa mati ini menebas dua kepala, istriku dan lelaki bangsat itu lagi. Ternyata di neraka pun mereka masih melakukan tindakan keji itu. Kejadian yang sama berulang sampai kami mencapai kematian ke tujuh dan berada di pintu neraka ke tujuh pula. Namun tidak dengan lelaki bajingan itu, aku tidak menebaskan aritku padanya, membiarkannya tetap di pintu ke enam neraka
Blass!
Lagi-lagi arit yang kubawa mati ini menebas dua kepala, istriku dan lelaki bangsat itu lagi. Ternyata di neraka pun mereka masih melakukan tindakan keji itu. Kejadian yang sama berulang sampai kami mencapai kematian ke tujuh dan berada di pintu neraka ke tujuh pula. Namun tidak dengan lelaki bajingan itu, aku tidak menebaskan aritku padanya, membiarkannya tetap di pintu ke enam neraka
"Ini neraka terakhir, setelah ini kalian tidak akan bisa mati lagi. Dan kau!" Malaikat maut menunjukku, "Aritmu disita!"
Akhirnya arit
kesayanganku berpindah tangan, digunakan sebagai senjata oleh malaikat maut yang ia pasang
di ujung tongkat saktinya. Dan kau, jika kau baca ini dan kemudian
malaikat maut datang menjemputmu, tolong sampaikan salamku pada arit
kesayanganku itu. Sebut saja namaku, Azil.
Di panas neraka ke tujuh aku berjalan gontai menuju istriku. Menatap lekat matanya yang sembab.
"Sayang, katakanlah apa salahku sehingga kau tega melakukan semua ini padaku, lelakimu?"
"Kau ... sebab kau lebih mencintai sapi dan aritmu ketimbang aku." Air matanya mengalir, mendidih seketika.
Segera aku memeluknya sepanas bara.
"Kenapa kau tidak mengatakannya tatkala kita masih di dunia, Sha?"
"Kenapa kau tidak mengatakannya tatkala kita masih di dunia, Sha?"
"Aku sudah sering memberi kode tapi tetap saja kau tidak peka."
"Ah, Sayang. Aku cuma
tukang ngarit yang tidak mengerti rumus-rumus matematika, apalagi
kode-kode wanita. Maafkanlah kebodohan suamimu ini. Aku mencintaimu
selalu Keysha istriku," ucapku lembut yang disambut ciuman kilat dari
istriku.
"Aku yang seharusnya minta maaf, Mas. Aku juga sayang kamu."
Kami saling mempererat
pelukan, berpagut dan menggigit bibir, sampai akhirnya kami pun bercinta di neraka.
Melepaskan segala hasrat cinta sebagaimana jalan yang semestinya, sehingga neraka berasa surga.
Usai.
Ditulis Oleh: Mas Azer / Kiri yang bukan kanan.

Nb: Cerita ngawur ini pernah diikutkan dalam Event Beromansa pada agustus 2017 di salah satu grup penulis FB.