Puisi - Mengemis Cinta
sepertiga;
mata menyala dari padamnya
raga bernyawa dari kematiannya
demi cinta bagi yang mendengarnya
hati sigap menyambut panggilannya
ia berdiri menepikan ragu
bangkit membangunkan jiwa yang lelap
ia membasuh dingin melawan gigil waktu
siap bersayap mengepak senyap
dalam simpuhnya yang sunyi
menjatuhkan diri serendah bumi
tenggelam dalam sujud hening
tangis membasahi jiwanya yang kering
aku adalah kelam berkepala gulita
aku adalah hitam di jalanan buta
berserakan dosaku memenuhi masa
bertubuh nista hidupku berbisa
Tuhan,
semestaMu masih bernyawa
sinar belum lagi sirna
selagi tersisa masa
bukankah pantang berputus asa?
maka di akhir malam sepertiga
waktu di mana engkau turun di langit dunia
aku tak henti berdoa
aku tak henti berpinta
memohon ampun dari dosa dan nista
Demi Engkau yang jiwaku dalam genggamMu
akulah bibir pendosa yang menyerukan rindu menyebut AsmaMu
akulah mata yang daif menangis mengemis cintaMu
hanya kepadaMu aku menyembah
hanya kepadaMu aku berpasrah
hanya kepadamu kulabuhkan mahabah
liridhoillah, bibarkatil faatihah
Mas Azer,13.04.21