Secoret Hujan



Sebatas coretan hujan:

Hujan yang jatuh kali ini kupaksa menemani kesendirianku untuk meresapi bait malam. Perlahan, rintiknya turut menawarkan lirik tembang kesunyian dan kedinginannya menggigilkan dinding hati. Heumh ... ada rindu membeku.

Syair sepi dari puisi kehampaan turut merinaikan basah rasa. Mengguyuri lorong-lorong kekosongan.
Lengkap sudah; kuyupku jiwa.


Dinda, meski dikelilingi ramai kawanan hujan, tetap saja di sini aku memeluk kesendirian. Di kedinginan hening aku mencoba raih bayangmu dari jauh, berharap dalam dekap bayangmu aku berselimut hangat.

Dengar, Dinda.
Lirih angin meniupkan aroma tubuhmu. Segera saja kuhirup sepenuh wangi semerbakmu sampai aku larut sedalam-dalamnya. Hanyut.

Di tengan keromantisan kita, ada gelegar gelora suara langit bersahutan, seolah menyanyikan tembang kenangan tentang kita. Kedipan kilat ikut tergoda nyanyian langit dan petir mulai bersenandung sambil menari.
Semesta mengalunkan nada-nada rindu


Azer.


Baca Selanjutnya Baca Sebelumnya
Komentar Netizen
Tulis Komentarmu
comment url