Bila Tidak Ragamu




"Bila tidak ragamu, biarkan aku memiliki pantai dan senjamu. Tidak mengapa. Sekadar untukku menuju rindu yang enggan usai."

***

Sayang, kau gadis senja. Dan aku, lelaki yang selalu kagum setiap kali membaca jinggamu.

Namun pada waktu ini, kau datang di hadapan layar sembari melukiskan bibirmu dengan seulas senyum yang tidak biasanya. Kau seperti mencoba menyimpan perasaan sayu. Aku tahu kau tengah mengaburkan sesuatu. Ya, kau menyembunyikan kegelisahan.

Sayang, kau tahu, bukan. Aku lebih mendalami bahasa matamu saat perbincangan tengah kita langitkan. Sekalipun bibirmu merayakan gemintang rasa, tapi tidak mata itu. Sendu itu, Sayang, aku lebih menyimaknya, turut merasakan goresannya. Serasa ada pedih yang teramat perih.

"Aku akan menikah ...."

Seketika langitku mendung mendengar gelegar petir yang tiba-tiba datang memendungkan harapan. Bibirmu bergetar menahan getir. Kemudian kau terisak, menangis sejadinya. Aku terdiam menahan kecamuk perasaan. Berpura tabah menghalau keresahan.

Di jauh sini, AKU BISA APA?!

Ahh! Kenapa aku harus jadi lelaki selemah ini di hadapanmu. Lelaki yang tidak mampu menjadi solusi atas derita yang kau hadapi. Tidak bisa melaju membawa diri untuk menjemputmu.

Segera saja aku memelukmu dari jauh sini. Aku tahu, pelukan maya tak selalu bisa menyelesaikan segalanya, apalagi puisi-puisi yang sering kutuliskan, sekadar diksi-diksi basi yang cuma mengambang tak tentu muara. Namun setidaknya, aku berusaha menenangkan sebisaku barang sejenak. Mengelabui batinku yang meronta dan memberontak.

Maafkan aku, Sayang. Ketidakberdayaan mencengkramku sedemikian erat. Jarum-jarum waktu pun teramat menjerat, merantaikan belenggu yang aku sendiri tak kuasa melepasnya.

Lihat, aku masih saja di sini. Dalam kotak tertutup, terperangkap jarak dan waktu tanpa sanggup melangkahkan kaki. Terpenjara dalam jurang antara kebodohan dan ketidakberdayaan menuju detikmu. Tidak bisa berbuat banyak hal demi hubungan kita. Dan aku ... aku gagal meraihmu. Memalukan!



Sayang, aku tahu itu atas kemauan keluargamu. Dan aku tahu hatimu selalu untukku.
Apapun yang terjadi nantinya, apapun yang menjadi keputusanmu pada akhirnya. Aku dan do'aku masih pada hati cahayamu.

Maafkan lelakimu ini.



Mas Azer


Baca Selanjutnya Baca Sebelumnya
Komentar Netizen
Tulis Komentarmu
comment url