Menghapus Jejakmu


"Kau beri rasa yang berbeda, mungkin kusalah mengartikannya ..."

Suatu ketika, saat hujan tengah berusaha menghapus jejakmu, kau tiba-tiba datang dan bertanya.
"Kenapa ngefans sama Peterpan/NOAH?"

Aneh, kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti ini. Kenapa tidak kau tanyakan saja pada malam yang dapat meleburkan segala rasa yang tak terungkapkan.
Ah, ada apa denganmu?

Baiklah, daripada jalan pikiranmu membuatku semakin ragu, biar kujawab.
"Hm, begini, sejak pertama kemunculannya, aku langsung jatuh hati sama lagu-lagunya. Aku masih SD kelas 4 waktu itu. Dan setiap Band ini tampil di tv, nggak ada yang boleh megang remot selain aku.
Alasan aku suka:

Pertama, karakter suara yang khas sang vokalis (Azer, eh, maksudnya Ariel), bahkan batuknya aja merdu. Juga pesona dan karismanya.

Kedua, lirik-lirik lagunya yang sastrawi. Tidak melulu mengobral kata-kata ‘pasaran’ seperti sayang, rindu, kangen, atau apalah namanya. 

Ketiga, menggambarkan suatu kisah dalam lagu dengan cara tersirat.

Keempat, penuh tantangan. Liriknya yang cenderung sulit dipahami mendorong jiwa pendengarnya -terutama pecinta puisi- untuk membedah isinya.
Dan masih banyak lagi."

Kau menatapku. Lekat.
Ya, dulu awal kumelihat, mata itu yang dulu melemahkanku saat menatapmu, mengagumkan, menjadikanmu sebagai khayalan tertinggiku. Namun tidak kini, kau bukan lagi segalaku, bukan lagi tempat untuk menghentikan langkahku.

"Sekarang malam minggu, kau ada waktu?" kau berkata dengan nada pelan.

"Tidak ada. Aku sibuk."

"Sibuk?"

"Ya, demi bintang di surga, aku sibuk mewujudkan mimpi yang sempurna. Permisi."
***
"Cerita ini tak lagi sama, meski hatimu masih di sini ..."
Sambil berlalu, batinku bernyanyi di bawah hujan yang masih berusaha mengahapus jejakmu. Tak peduli sekalipun langit tak mendengar.
____

Azer feat Ariel.
Salam Sahabat


Baca Selanjutnya Baca Sebelumnya
Komentar Netizen
Tulis Komentarmu
comment url