Puisi - Dunia Tanpa Gula
Dunia Tanpa Gula
by: Mas Azer
_____________
"Whatever will be, will be."
Nona,
di punggung hari
kau menapaki jalanan bertabur duri
pedih, perih, dan nyeri
seakan kehidupan tak berperi
bahkan senja yang selalu kau puja
ikut menjelma durja
Nona, kemarilah
sambut tangan kasarku ini
ijinkan kutemani kau menyaksikan pemakaman matahari
sampai ia habis terkubur senja yang tak indah kali ini
Hmm,
kita sudah memasuki malam
dan cahaya mulai diam
Mari, Nona
biar kutemani kau duduk di gelap sini;
di bawah bulan yang tengah berpura terang
kita nikmati cibiran para bintang,
sembari meratapi langit yang mulai enggan membentang
"Mengapa dunia sepahit ini, Tuan?"
tanyamu
Kukira tersebab dunia yang semakin lelah
di usianya yang kian renta
atau tersebab ia terlalu lama menanggung derita
dari ulah manusianya
ya, kita termasuk juga
Kiranya begitulah, Nona
dunia mungkin pula semakin resah
menahan diri atas tubuhnya yang disakiti parah
sebelum nantinya ia sirna dan musnah
Mau bagaimana pun ya beginilah
dunia terbebani ratapan kepiluan
situasi kehidupan dan takdirnya
Mau bagaimana lagi
kepahitan yang terjadi biarlah
kita terima dan nikmati saja.
Adapun perihal resah dan gelisah
mari kita sama melupa
dan ya, meski takdir kita terasa tanpa gula
kita tetap bisa menikmati kepahitannya
"Benarkah?"
Ya, mengapa tidak?
Bukankah sepahit-pahitnya kopi tetap bisa kita nikmati?
Nah, kalau begitu tunggulah sejenak
biar kuseduhkan kopi untuk secangkir mimpi
"Tanpa gula, Tuan," sahutmu.
aku mengernyit dahi
kau terkekeh akan tingkahku
seolah berkata; yang benar saja.
"Aku menangkap maksud ucapanmu,
Dan bersamamu aku bisa menikmati segala pahit.
serupa pahit kopi bagi penikmatnya."
kau melantunkan senyum
Hmm, cepat paham kau rupanya
Baiklah, Nona
tanpa gula.
karena akulah gula yang akan memaniskan setiap pahitmu.