Coretan Lelaki Pelupa
Sebatas coretan lelaki Pelupa.
Di satu titik dalam pelarian detik, tetiba aku tersentak. Sangat tiba-tiba dan begitu saja. Entah, semacam perasaan kosong yang memenuhiku. Bingung harus berbuat apa. Kosong, aku benar-benar kosong. Aku tanpa aku, tanpa hatiku, jiwaku, akalku. Aku tanpa malaikatku, tanpa iblisku. Hanya raga hampa tanpa apa, tanpa siapa.
Maka diamlah. Diam!
Jangan ... jangan usik tempatku berdiam. Aku ingin sendiri, hanya sendiri. Mencerna hal yang tidak kupahami.
Kehampaan tanpa tepi. Kekosongan yang benar-benar sepi. Bukan, bukan perihal dunia yang melulu materi. Aku merasa semacam sentuhan ukhrowi, seruan Ilahi.
: agar aku segera kembali.
Ya, kembali.
Kembali membawaNya dalam hati, dalam hari.
....
Di satu titik dalam pelarian detik, tetiba aku tersentak. Sangat tiba-tiba dan begitu saja. Entah, semacam perasaan kosong yang memenuhiku. Bingung harus berbuat apa. Kosong, aku benar-benar kosong. Aku tanpa aku, tanpa hatiku, jiwaku, akalku. Aku tanpa malaikatku, tanpa iblisku. Hanya raga hampa tanpa apa, tanpa siapa.
Maka diamlah. Diam!
Jangan ... jangan usik tempatku berdiam. Aku ingin sendiri, hanya sendiri. Mencerna hal yang tidak kupahami.
Kehampaan tanpa tepi. Kekosongan yang benar-benar sepi. Bukan, bukan perihal dunia yang melulu materi. Aku merasa semacam sentuhan ukhrowi, seruan Ilahi.
: agar aku segera kembali.
Ya, kembali.
Kembali membawaNya dalam hati, dalam hari.
....
___6.6.17