Cinta Bukan Mainan

Cinta Bukan Mainan
"Katakanlah; bahwasanya cinta di usia muda hanyalah perasaan liar yang menuntutmu berpura manis. Dan ia di luar kendalimu. Jika kau tak mampu menjinakkan ke jalanNya, maka berhentilah berlagak seolah kau adalah pecinta sampai kau benar-benar mampu mengijab-qobulnya." ~Azer
Sobat, rasa suka itu wajar dan rasa cinta adalah fitrah. Akan tetapi, cinta sebelum nikah itu ujian. Ingat, UJIAN.
Jujur saja, saat saya menuliskan ini saya masih di usia muda, dada saya masih penuh gejolak setiap membicarakan Cinta, lima huruf yang tak pernah habis dan tak ada kebosanan meski diceritakan dari zaman ke zaman. Saya yakin, tidak sedikit di antara kita yang menyimpan buku-buku puisi atau prosa mengenai cinta, atau malah kita sendiri yang menuliskannya dalam buku diary.
Ya, cinta, menjadikan kembang-kembang bermekaran di taman hati yang mewangi sepenuh aroma. Cinta juga menyelalaraskan irama-irama ke dalam jiwa muda saya. Sampai terkadang kelinglungan menerpa logika yang bahkan tidak tahu siapa yang menanamkan benih-benihnya. Sampai akhirnya, rasa-rasa mulai bermetamorfosa dalam apa saja, sekalipun pada tepian hampa.
Cinta, siapa pun bisa menggambarkan keindahannya meski dengan cara yang berbeda, Bahkan hanya dengan perlakuan paling sederhana bisa seseorang yang dicinta terlihat teramat mempesona. Dan pastinya kamu bisa tersenyum sendiri walau cuma menulis kata C I N T A. Sebab saat menuliskannya, sesosok bayangan yang bagimu mempesona muncul di kepala.
Namun sekali lagi, kembali di mana saya katakan kalau itu merupakan ujian bagi kita yang belum mampu menjinakkan dan justru berpotensi mengarahkan cinta pada jalan yang tidak semestinya.
Jujur coba, apa yang kamu rasakan saat di postingan media-media kamu melihat pasangan muda-mudi memamerkan keromantisan; berpelukan, berciuman, dsb. Padahal status mereka belum menikah alias cuma sebagai pacar? Apalagi di jaman now ini, anak SD saja sudah berani ikut-ikutan tren gila semacam ini. Apa yang kamu rasakan?
Miris. Teriris. Terguris. Meringis. Menangis ...?
Ketahuilah, pacaran itu barang murah dan murahan. Dan itu sangat-sangat merongrong keperjakaan dan keperawanan bagi perempuan, soalnya memang tidak sedikit kasus pacaran yang berujung di atas ranjang, eumh, atau kalau nggak punya modal malah di semak-semak. Murah dan murahan, bukan?

Bisa saya katakan Murah dan Murahan itu karena memang para pelaku/pemainnya bisa mendapatkan nikmat syahwat yang sesaat tanpa harus membayar mahar, cukup bermodal tipu rayuan, gombalan, janji-janji manis. Dan akhirnya mereka kehilangan HARGA DIRI, keperjakaan, dan keperawanan.
Jadi, berhati-hatilah. Pacaran begitu sangat merongrong keperjakaan dan keperawanan.
Cinta bukan mainan. Jangan salah gunakan anugerah yang diamanahkan Tuhan. Jagalah dirimu agar tetap memiliki nilai jiwa yang tinggi, bermartabat dan tetap menjadi manusia memiliki HARGA DIRI. Jangan menyamakan diri kita dengan binatang atau bajkan lebih rendah dari itu.
Jika ujian cinta itu datang, bersabarlah. Pasrahkan perasaan kepada Sang Pencipta Rasa.
Insya Allah yang terbaik menuju cintamu demi cintaNya.
__
Untuk hati dan jiwaku, beristirahatlah, Cinta. Sampai tiba waktunya nanti kau kubangunkan.
Jadi, berhati-hatilah. Pacaran begitu sangat merongrong keperjakaan dan keperawanan.
Cinta bukan mainan. Jangan salah gunakan anugerah yang diamanahkan Tuhan. Jagalah dirimu agar tetap memiliki nilai jiwa yang tinggi, bermartabat dan tetap menjadi manusia memiliki HARGA DIRI. Jangan menyamakan diri kita dengan binatang atau bajkan lebih rendah dari itu.
Jika ujian cinta itu datang, bersabarlah. Pasrahkan perasaan kepada Sang Pencipta Rasa.
Insya Allah yang terbaik menuju cintamu demi cintaNya.
__
Untuk hati dan jiwaku, beristirahatlah, Cinta. Sampai tiba waktunya nanti kau kubangunkan.
Sekian