CERITA MINI | Misuh


MISUH



Mulanya Oji, aku melukai tangannya saat ia tengah melamun waktu bermain denganku. Itu di tiga bulan lalu.

"ASU!" jeritnya kala itu. Rumput-rumput yang ditebasnya tertawa.

Ya, kata wajib yang paling sering kudengar saat aku menebas jari-jari atau tangan para pemainku yang pikirannya tengah kabur.

Bulan berikutnya Bas, aku menebas ujung jari tengahnya tatkala ia sibuk memikirkan sikap pacarnya yang mau kencan kalau motor lamanya diganti. Kemudian Usin, kepalanya dipusingkan hutang yang belum terbayar di warung Bu Siti. Jempol tangan kirinya yang jadi incaranku.

"ASU!  ASU!"
Selalu itu kata wajib bagi mereka yang tak pernah sanggup menggenggamku dalam waktu lama.

Lalu tiga hari yang lalu, aku merobek jari manis dan kelingkingmu, plus jari tengah. Baru kali ini aku mendapati triple combo. Ya, tiga jarimu sekaligus.

Kau Azil, pemuda yang baru seminggu ini menggantikan pendahulumu. Kau diam. Meringis kecil. Mencari sobekan sarung lantas membebat luka setelah kauhisap dan meludahi lukamu. Kau duduk bersila, menengadahkan kepala ke arah pucuk pohon jeruk. Menarik napas lalu mehembuskannya sembari tersenyum.

Kau memungutku kembali setelah rasa ngilu sedikit berkurang. Dengan lembut kau membersihkan darah di tubuhku.

"Lain kali jangan nakal, ya!" ujarmu lembut.

Aku terkesima, kau tidak melontarkan kata wajib (misuh) itu. Justru kau malah tersenyum, lantas melanjutkan ngarit dengan menahan ngilu yang aku tahu perihnya bukan main. Kau Azil, pemuda yang aku tunggu-tunggu. Aku jatuh hati padamu. Bawa aku kemana pun kau ngarit, Tuan. Aku bersedia menebas apa dan siapa saja yang kau kehendaki, dan aku juga tak segan menebas siapa pun yang berani mengganggumu.


Usai.
Ditulis oleh: Mas Azer



Baca Selanjutnya Baca Sebelumnya
Komentar Netizen
Tulis Komentarmu
comment url