‪Si Mata Gerimis

Penulis: Gal Asad
Voice-Editor: Afifah Salma

Tak menentu kala barisan hujan menetes
Binar mata itu menembus,
seketika menguji eksistensi.
Siapa penolongku ketika imaji membuat kau indah.‬

‪Tarian batin yang tak kunjung terdengar oleh dunia, 
kini perlahan terbuka. 
Walau terbiasa kala mendung tetap saja perih 
adalah bahasa hati yang tersayat.‬

‪Dan lagi aku terdiam
Mata itu sangat lekat, 
hingga dilema mengundang gerimis 
untuk bermain dengan hujan.‬

‪Sampai saat tunas bambu membelah, kamu masih seperti itu menatapku dengan ketajaman dan dalam.‬

‪Ingin rasanya kupeluk lagi kehangatan lalu
Namun, aku telah kaku
Ingin rasanya kudiami wajah itu
tapi aku si buta yang payah meraba hati‬

‪Ingin kusentuh semua tentangmu di keabadian. Tetap saja, aku si Mata Gerimis yg dibekali perisai sendu yang berumur tak panjang‬

‪Ketika tawamu teringat
ada harap dan cita yang mengikuti.
Ketika matamu memandang
ada kerinduan yang beradu dengan akal.‬

‪Dan saat aku bermimpi, saat itulah 
aku tahu, kalau ini hanyalah bahagia yang tak kunjung nyata‬.

‪Ini hanya hikayat kuno si Mata Gerimis kala menyapa sayu.
Kisah tak berimbang yang samar-samar memuncak.
Ungkapan irisan yang tak membekas namun menganga jelas.

‪Pribadi ceria yang kalah ketika awan hitam menderu‬
‪Pada akhirnya menjadi debu dan tak bersisa
Tetapi impian selalu ada seiring doa 
dan asa yang kekal mendengung di alam raya.‬
‪Aku merindu dan fajar mewujud‬


‪5 Januari 2022 
Kaki Sibela, Selatan Halmahera, Maluku Utara‬




Baca Selanjutnya Baca Sebelumnya
Komentar Netizen
Tulis Komentarmu
comment url