Ayumu
Ayumu
Adinda
Jika dingin malam menusuk hatimu
Itu adalah utusan napas puisiku yang beku
Pada rasa yang yang menggigil sendu
Menggoda anganku berselimutkan senyummu
Adinda
Sewaktu kidung pujangga kubaca
Indah lamunan akanmu kian melanda
Di kepala, diksi-diksi saling berlomba
berebut menjelmakan parasmu penuh pesona
tanpa metafora rupa-rupa
tanpa aksara pura-pura
sebab ayumu tak berbanding seumpama
usai.
Azer, 030218