Dilema Niat Puasa: "ROMADLONA" atau "ROMADLONI"



Dalam bulan suci Ramadhan tentunya sudah jadi kewajiban bagi umat muslim untuk berpuasa dengan berniat puasa di malam hari. Namun ada satu hal yang mengusik pikiran, biasanya seusai shalat tarawih jama'ah akan beramai-ramai melantunkan niat puasa dalam bahasa Arab sekaligus artinya sesuai daerah masing-masing. Akan ada perbedaan ketika sampai pada lafadz Romadlon, ada yang Romadlona (fathah), ada juga yang Romadloni (kasrah).

Selain itu banyak juga postingan di beberapa media berupa gambar bertuliskan  niat puasa dengan ragam harokat berbeda pada lafal Romadlon.

Romadlona Harokat Fathah
Romadlona Harokat Fathah

Romadloni Harokat Kasroh



Hayoo, siapa di antara kamu-kamu yang pernah menjumpai hal-hal di atas sampai dilanda perasaan dilema: sebenarnya dalam niat puasa Ramadhan yang benar itu ROMADLONA atau ROMADLONI, sih?

Permasalahan ini banyak dibahas oleh para ulama dalam kitab-kitab kuning khas pesantren. Sampai pada kesimpulan bahwa jawabannya adalah dengan harokat kasrah yakni ROMADLONI.

Biar lebih tahu mendalam mari kita sama-sama telusuri kedudukan lafadz Romadlon dalam perspektif ilmu Nahwu:

Niat Puasa
نويتُ صومَ غدٍ عن أداءِ فرضِ شهرِ رمضانِ هذه السنةِ لله تعالى

1. Kedudukan lafadz Romadlon adalah sebagai Isim Ghoir Munshorif
    Hal itu dikarenakan lafadz tersebut memiliki illat 'alamiyah dan akhiran alif-nun. Artinya lafadz Romadlon tidak bisa menerima tanwin.

2. Menjadi Mudlof ilaih dari lafadz شهرِ (Syahr)
    Oleh karena itu lafadz Romadlon tersebut berkedudukan sebagai jer. Adapun tanda baca isim ghoir mushorif ketika jer adalah Fathah.
3. Menjadi Mudlof pada lafadz هذه السنةِ (Hadzihis sanati)
    Sebelumnya dijelaskan bahwa lafadz Romadlon berkedudukan jer dan tanda baca jernya adalah fathah karena isim ghoir munshorif. Namun ketika isim ghoir munshorif menjadi mudlof/diidlofahkan pada lafadz setelahnya hukum tersebut hilang dan kembali kepada hukum semula yakni dibaca KASRAH. Sebagaimana yan disebut dalam Bait Alfiyah Ibnu Malik

    وجر بالفتحة مالم ينصرف # مالم يضف او يك بعد ال ردف
4. Merupakan Isim Ma'rifat
    Disebut demikian karena lafadz Romadlon dalam niat yang dimaksud adalah bulan romadhon pada tahun tertentu alias tahun yang sedang terjadi ketika pengucapan niat. Bukan semua tahun.


    Ta'bir Pendukung :

    • Kitab Kasyifatus Saja hal. 7
    اعلم أن رمضان غير منصرف للعلمية إلا إن كان المراد به كل رمضان من غير تعيـين وإذا أريد به ذلك صرف لأنه نكرة، وبقاء الألف والنون الزائدتين لا يقتضي منعه من الصرف كما قال الشرقاوي

    • Kitab I'anah Thalibin Juz 2 hal. 253
    (قوله: نويت إلـخ)
    خبر عن أكملها: أي أكملها هذا اللفظ. (قوله: صوم غد) هو الـيوم الذي يـلـي اللـيـلة التـي نوى فـيها. (قوله: عن أداء فرض رمضان) قال فـي النهاية: يغنـي عن ذكر الأداء أن يقول عن هذا الرمضان. اهــــ. (قوله: بـالـجرّ لإِضافته لـما بعده) أي يقرأ رمضان بـالـجرّ بـالكسرة، لكونه مضافاً إلـى ما بعده، وهو اسم الإِشارة. قال فـي التـحفة: واحتـيج لإِضافة رمضان إلـى ما بعده لأن قطعه عنها يصير هذه السنة مـحتـملاً لكونه ظرفاً لنويت، فلا يبقـى له معنى، فتأمله، فإنه مـما يخفـى. اهــــ. ووجهه: أن النـية زمنها يسير، فلا معنى لـجعل هذه السنة ظرفاً لها. (قوله: هذه السنة)

    •  Kitab Nihayatuz Zain hal. 186
    نويت صوم غد عن اداء فرض رمضان هذه السنة لله تعالى ايمانا و احتسابا باضافة رمضان الى ما بعده لتتميزعن اضدادها و يغنى عن ذكر الاداء ان يقول عن هذا الرمضان و احتيج لذكره مع هذه السنة و ان اتحد محترزهما اذ فرض غير هذه السنة لا يكون الا قضاء لان لفظ الاداء يطلق و يراد به الفعل كذا قاله الرملى نهاية


    • Kitab Al Baijuri Juz 1 hal. 430
    قوله : رمضان هذه السنة ) باضافة رمضان الى اسم الاشارة لتكون الاضافة معينة لكونه رمضان هذه السنة)

    Bagi yang maksa tetap memakai lafadz Romadlona mau ndak mau harus merubah harokat lafadz sesudahnya menjadi Hadzihis Sanata (Fathah) karena kedudukannya berganti sebagai dzorof zaman. Namun ini tidak dianjurkan karena maknanya menjadi fasid (rusak).

    Niat itu membutuhkan waktu yang sekejap/sebentar yakni pada malam kita niat. Ketika Hadzihis Sanata (pada tahun ini) terpaksa menjadi dzorof zaman dari lafadz Nawaytu maka maknanya rusak, karena waktu niat bukan setahun.
    Catatan:
    Dalam ibadah mengucapkan niat hukumnya adalah sunnah, sedangkan yang wajib adalah niat di dalam hati. Sehingga yang sangat penting adalah jangan sampai lupa niat dalam hati bahwa esok hari akan berpuasa.

      Wallahu a'lam.


    Baca Selanjutnya Baca Sebelumnya
    Komentar Netizen
    Tulis Komentarmu
    comment url