Puisi - Aku di Matamu
Tatap mataku!
Apa yang kau lihat;
sejernih kebencian atau sebening keangkuhan?
Simak lidahku!
Apa yang kau dengar;
sesegar kalimah tipuan atau semanis racun pujian?
Endus pula diriku!
Apa yang tercium;
sewangi nafsu hewan atau seharum kepura-puraan?
Itulah semata yang terlihat
Itulah yang dalam prasangkamu terlukis nikmat
Itulah yang kaudapati sekejap saat
Itulah aku yang lantas kau hakimi hati sesat
Ya ya ya ... itulah aku di matamu!
Lantas,
Apa peduliku bagi yang mata manusianya hanya kasat
bagi yang jiwa manusianya masih cacat
Apa yang kau dengar;
sesegar kalimah tipuan atau semanis racun pujian?
Endus pula diriku!
Apa yang tercium;
sewangi nafsu hewan atau seharum kepura-puraan?
Itulah semata yang terlihat
Itulah yang dalam prasangkamu terlukis nikmat
Itulah yang kaudapati sekejap saat
Itulah aku yang lantas kau hakimi hati sesat
Ya ya ya ... itulah aku di matamu!
Lantas,
Apa peduliku bagi yang mata manusianya hanya kasat
bagi yang jiwa manusianya masih cacat
Apa peduliku bagi yang menghakimi dari yang terlihat sesaat
bagi yang menuduhku bangsat sementara hatinya masih sama pekat
Bila yang kau dapati dalam kacamata hitammu; aku tak sesuci malaikat
Apa aku harus peduli?
Nyatanya aku memang bukan malaikat!
Tapi aku juga tidak akan menjadi iblis hanya lantaran vonis nerakamu
Merepotkan sekali bila harus kubuang energi untuk membuat si buta membuka mata yang benar-benar mata.
Sebab inilah aku
Akulah yang aku
Aku yang bukan kau!
___usai
di atas matahari yang memata-matai hari
AKU DI MATAMU - By: Mas Azer