Bahasa Salah Kaprah | Afiks - nya


Halo, Sob. Kamu pasti pernah mendapat apresiasi terhadap apa yang kamu lakukan, begitu juga saya yang pernah mendapat apresiasi pada beberapa tulisan saya. Kemudian saya membalas ucapan apresiasi tersebut  dengan menggunakan kalimat "Terima kasih atas apresiasinya."

Jika sobat perhatikan, kalimat balasan saya adalah lazim dan umum digunakan dalam percakapan sehari-hari, sekalipun yang ditujukan dari kalimat tersebut adalah orang kedua. Mengenai tanggapan dengan ungkapan tersebut, salah seorang teman saya membantah dan mengatakan itu kalimat yang salah. Salah kaprah. Tapi bagi saya tidak.

Mari kita telisik!

Seperti yang kita tahu bahwa yang terjadi dalam situasi di atas adalah percakapan antara orang pertama dan orang kedua. Sehingga menurut teman saya penggunaan '-nya' pada kalimat balasan tadi adalah salah, sebab imbuhan -nya berfungsi untuk merujuk orang ketiga, sedangkan posisi objek sebagai orang kedua. Mungkin menurutnya seharusnya kalimat tersebut diganti dengan:
"Terima kasih atas apresiasimu".
Dan bagi saya ini malah terdengar rancu. Karena memang yang lazim dalam percakapan sehari-hari adalah sebagaimana yang terjadi dalam situasi awal tadi.

Menurut sobat lazim yang mana antara 'apresiasinya' atau 'apresiasimu'?

Baiklah, mari kita lanjut pembahasan.

Afiks '-nya'

Mungkin beberapa di antara kita masih beranggapan bahwa imbuhan -nya di akhir sebuah kata hanya sebagai kata ganti yang merujuk pada orang ketiga. Sama seperti akhiran -ku untuk orang pertama dan -mu untuk orang kedua. Jika pemakaiannya untuk kata ganti maka dalam Bahasa Indonesia disebut dengan istilah klitik.

Sebenarnya terdapat banyak ragam pembentukan kata dalam Bahasa Indonesia, termasuk salah satunya ialah imbuhan -nya. Dan saya akan berbagi wawasan dari yang saya ketahui mengenai ini yang masuk dalam materi afiks.

Afiks (imbuhan) = satuan terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila ditambahkan pada kata dasar akan mengubah makna dan membentuk kata baru. Afiks tidak dapat berdiri sendiri dan harus melekat pada satuan lain, yakni kata dasar.

Afiks sendiri terbagi empat:
1. Prefiks
2. Infiks
3. Sufiks
4. Konfiks

1. Prefiks (awalan)

Yaitu afiks yang melekat di depan kata dasar untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.

Di antaranya: ber-, di-, ke-, me-, meng-, mem-, meny-, pe-, pem-, peng-, peny-, per-, se-, ter-
Contoh: berburu (imbuhan ber-)

2. Infiks (sisipan)

Yaitu afiks yang dibubuhkan pada tengah-tengah kata.

Di antaranya: -el-, -er-, -em-, -in-, -ah-
Contoh: getar -> gemetar (imbuhan -em-)

3. Sufiks (akhiran)

Yaitu afiks (imbuhan) yang melekat di belakang kata dasar untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.

Di antaranya:  -an, -kan, -i, -pun, -lah, -kah, -nya
Contoh: Tulisan (imbuhan -an)

4. Konfiks (bersamaan)

Yaitu afiks secara simultan (bersamaan), satu afiks melekat di depan kata dasar, dan satu afiks yang lain melekat di belakang kata dasar yang bersama-sama mendukung satu fungsi.

Di antaranya: ke - an, ber - an, pe - an, peng - an, peny - an, pem - an, per - an, se - nya
Contoh: Kenyataan (imbuhan ke - an)


Karena yang akan kita bahas kali ini berkenaan dengan '-nya' maka kita ambil afiks bagian ke tiga yakni Sufiks.

Aplikasi Sufiks '-nya'

Perlu diketahui bahwa penggunaan sufiks -nya ada dua:


Pertama, 
-nya sebagai sufiks murni yang mengubah arti kata dasarnya.
Contoh: biasanya, rupanya, akhirnya, makanya, dsb.

Kedua,
-nya sebagai kata ganti (bukan merupakan afiks murni) yang menyatakan kepemilikan saat digabungkan dengan kata dasar dan tidak mengubah makna/arti kata dasarnya. Sama seperti -ku dan -mu.
Contoh: Andi meletakkan bukunya di atas meja.
Buku + nya = Buku milik dia (Andi).


Arti Sufiks ' -nya'

Berikut ini adalah beberapa arti sufiks -nya saat melekat pada kata dasar yang saya ketahui beserta contohnya.

  • Memiliki arti hal yang sudah terjadi

Contoh:
- Kamu, sih, makannya kebanyakan.
- Saya kemari niatnya mau melamar putri Bapak.

  • Menunjukkan situasi/keadaan

Contoh:
- Ramainya pusat perbelanjaan ini karena menjelang lebaran.
- Bulan bersinar dengan terangnya.

  • Membentuk kata benda

Contoh: Kami mencari rumah makan yang duduknya lesehan.

  • Pembentuk kata tugas

Contoh:
- Sepertinya aku melupakan sesuatu.
- Rupanya kamu tahu banyak soal Blog RuangKata.

  • Menyatakan superlatif

Apabila akhiran -nya diikuti dengan kata ulang yang mendapat awalan "se-".
Contoh : Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga.

  • Transposisi kata yang berlawanan menjadi kata benda

Contoh: Baik-buruknya segala sesuatu adalah akibat yang harus kita terima.

  • Memberikan penjelasan atau penekanan

Contoh:
- Sudah waktunya kamu mendalami Bahasa Indonesia.
- Tutup bukunya sekarang!
- Hujannya belum reda.
- Rumah itu ada hantunya.



Demikian beberapa penjelasan berkenaan sufiks  -nya yang saya ketahui.

So, apakah kalimat lazim yang sering kita dengar dan kita ucapkan di bawah ini salah meski tujuannya pada orang kedua?

- Terima kasih atas apresiasi(nya)
- Terima kasih, Mas, atas saran dan masukan(nya).
- Atas perhatian(nya) kami sampaikan terima kasih.
- Mas, tulisan(nya) bermanfaat.


Sobat RuangKata.
Itu saja yang bisa saya tuliskan kali ini. Kurang lebihnya saya mohon maaf, dan atas kunjungan-nya saya haturkan terima kasih.

Silakan tulis di kolom komentar bila ada saran ataupun masukan.


Penutup
"Kalau bukan kita yang melestarikan budaya menulis yang baik dan benar sesuai kaidah Bahasa Indonesia, siapa lagi?"

Semoga bermanfaat.



Baca Selanjutnya Baca Sebelumnya
Komentar Netizen
Tulis Komentarmu
comment url